Pelajaran dari Bali part 1

Sebenarnya, banyak yang ingin aku ketik disini. Banyak yang ingin aku sampaikan. Tapi bingung. Haduh dahuh. Piye cara nulis e yo ?? (ind : bagaimana cara menulisnya ya??). maklum lah, sapa tahu ada yang gak dong bahasa jawa. Oke, saya mule bercerita aja tentang study tour di pulau bali. Hmmm…ngomong – ngomong soal Bali, sapa sih yang gak kenal Bali?? Pulau yang penuh dengan keindahan alam dan dengan kebudayaan yang masih kental, selalu meninggalkan kesan tersendiri bagi para wisatawan yang datang kesana. Hummm…

Hari itu hari sabtu. Aku masih di sekolah mempersiapkan majalah C-magz dari KHARISMA untuk dibagikan esok hari waktu berangkat ke pulau Bali. Aku sendiri belum mempersiapkan apa – apa. Jujur aja, aku waktu itu gak begitu mood pergi ke Bali. Rasanya gak begitu ‘wah’ seperti saat SMP.

Pukul 12.30 minggu siang, kita mulai berangkat. Sepanjang perjalanan aku coba habiskan dengan memejamkan mata. Singkat cerita, kita sampai dipelabuhan Gilimanuk-Bali sekitar pukul 5.30 waktu setempat, langsung menuju masjid terdekat. OK, melihat ada sebuah masjid yang sedikit megah di Pulau Bali, seperti ada nilai plus dari pulau Bali, mengingat mayoritas disana beragama Hindu. Hari itu kami habiskan untuk mengunjungi Hutan Mangrove, Jangkrik, Tanjung Benoa, dan Garuda wisnu Kencana. Saat itu rasanya seperti mengingatkanku waktu SMP kesana. Garuda Wisnu Kencana, disana aku habiskan untuk mengambil gambar sebanyak banyaknya. Hehehe… belum ada pesan moral pada hari itu. Di tambah rasa capek yang teramat sangat, tetapi menyenangkan.

Hari kedua, kami mulai berangkat ke Tirta Empul. Saat perjalanan itulah, aku mendapatkan pelajaran dari pulau Bali. Saat itu, Guide kami, yang bernama Bli Ktut Antara, menyampaikan bahwa dahulunya, kaum wanita tidak pernah mengenakan penutup dada. Maaf, ini bukan menjorok kearah saru. Tapi ini adalah pelajaran bagi kita, khususnya umat muslim. Jujur saja, saat itu aku langsung berpikiran kemana – mana. Tapi, setelah Bli Ktut menyampaikan, bahwa walaupun semua kaum wanita, termasuk gadis – gadis dan ibu – ibu tidak pernah memakai penutup dada meskipun pergi ke pasar, namun tidak pernah di temukan kasus pemerkosaan di Bali!! Sesuatu yang membuatku tercengang. Hmmm… mereka mampu mengalahkan hawa nafsu mereka, walaupun godaan sangat besar disana. (tapi gak usah di bayangkan yoo??!!hehehe). sekarang kita lihat di Jawa. Walaupun kita disini sungguh sangat minim godaan (walaupun sebenarnya sangat besar, tetapi tidak sebesar di Bali), tapi banyak di temukan kasus pemerkosaan. Bahkan, setan pun mengundurkan dirinya karena tingkah laku manusia melebihi mereka. Naudzubillahimindzalik..


to be continued....

Leave a Reply

Jangan lupa kasih komen disini yaaahhh :D